Terungkap! 5 Hambatan Kritis yang Membuat UMKM Gagal Berkembang

Hospitama
0

 

Ilutrasi Outlet Kerajinan Tangan (sumber:pinterest.com)

HC-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Mereka tidak hanya berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan. Namun, meskipun potensi yang besar, UMKM sering dihadapkan pada berbagai hambatan yang menghalangi pertumbuhan dan keberlanjutan mereka. Dalam artikel ini, kita akan membedah beberapa hambatan bisnis UMKM yang umum terjadi berdasarkan riset para ahli.

1. Akses terhadap Pembiayaan

Salah satu hambatan terbesar bagi UMKM adalah keterbatasan akses terhadap pembiayaan. Banyak UMKM tidak memiliki cukup jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan. Menurut penelitian oleh SME Finance Forum, sekitar 70% dari UMKM yang ada di negara berkembang tidak mendapatkan akses ke pembiayaan formal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

·         Kurangnya Riwayat Kredit

Banyak UMKM yang baru berdiri tidak memiliki catatan kredit yang kuat, sehingga bank enggan memberikan pinjaman.

·         Prosedur yang Rumit

Proses pengajuan kredit yang panjang dan rumit sering kali menyulitkan UMKM untuk mendapatkan modal.

·         Suku Bunga Tinggi

Suku bunga yang tinggi membuat pinjaman menjadi kurang menarik, sehingga banyak pelaku UMKM memilih untuk tidak berutang.

 

Penelitian menunjukkan bahwa solusi seperti program pemberian akses ke kredit mikro atau pelatihan manajemen keuangan untuk UKM dapat meningkatkan peluang mendapatkan pembiayaan.

2. Manajemen dan Keterampilan Sumber Daya Manusia

Keterbatasan dalam manajemen dan keterampilan sumber daya manusia juga merupakan faktor penghambat yang signifikan. Banyak UMKM tidak memiliki sistem manajemen yang efektif, yang dapat mengakibatkan:

·         Kurangnya Peningkatan Kualitas Produk

Tanpa pemahaman yang baik tentang proses produksi, kualitas produk dapat terganggu, mengakibatkan hilangnya pelanggan.

·         Utilisasi Sumber Daya yang Tidak Optimal

Manajemen yang buruk dapat menyebabkan pemborosan sumber daya, baik itu dalam bahan baku maupun tenaga kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh International Labour Organization (ILO), pelaksanaan pelatihan keterampilan untuk pemilik UMKM dan karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di pasar.

3. Pemasaran dan Promosi

UMKM sering kali kesulitan dalam memasarkan produk mereka. Kurangnya pengetahuan tentang strategi pemasaran yang efektif dapat mengurangi pangsa pasar mereka. Beberapa masalah yang sering dihadapi adalah:

·         Keterbatasan Sumber Daya untuk Iklan

UMKM sering kali memiliki anggaran terbatas untuk kegiatan pemasaran dan promosi, sehingga pilihan mereka menjadi sangat terbatas.

·         Kurangnya Pengetahuan tentang Pasar

Banyak UMKM tidak memiliki data atau riset pasar yang memadai, mengakibatkan kesalahan dalam penentuan target konsumen dan saluran distribusi

Studi oleh Harvard Business Review mengungkapkan bahwa UMKM yang berinvestasi dalam pemasaran digital memiliki peluang lebih besar untuk berkembang karena mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah.

 

4. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

 

Hambatan lainnya yang tidak kalah penting adalah regulasi yang ada. UMKM sering kali dihadapkan pada peraturan yang kompleks dan sulit dipahami. Beberapa isu yang muncul adalah:

·         Beban Administratif yang Tinggi

Proses perizinan yang rumit dan biaya yang terkait dapat menjadi penghalang bagi UMKM untuk beroperasi secara legal dan efisien.

·         Keterbatasan Kebijakan Pendukung

Meskipun pemerintah telah menciptakan banyak kebijakan untuk mendukung UMKM, implementasi yang tidak konsisten dan kurangnya sosialisasi sering kali membuat kebijakan tersebut tidak efektif.

Penelitian menunjukkan bahwa perbaikan dalam lingkungan regulasi dapat meningkatkan kemudahan berbisnis dan merangsang pertumbuhan UMKM.

5. Persaingan dengan Perusahaan Besar

Persaingan dengan perusahaan besar juga menjadi hambatan signifikan bagi UMKM. Perusahaan besar sering memiliki sumber daya yang lebih besar, sehingga dapat melakukan:

·         Strategi Harga yang Lebih Kompetitif

Dengan kemampuan memproduksi dalam skala besar, perusahaan besar dapat menawarkan harga lebih rendah, yang membuat UMKM kesulitan untuk bersaing.

·         Inovasi dan Teknologi

Perusahaan besar biasanya memiliki anggaran lebih untuk riset dan pengembangan, memungkinkan mereka untuk lebih cepat berinovasi dan memperkenalkan produk baru ke pasar. 

Menurut laporan oleh McKinsey, UMKM perlu fokus pada keunggulan kompetitif yang unik, seperti kualitas produk atau pelayanan pelanggan yang lebih personal, untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar.


Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh UMKM sangat beragam, mulai dari akses terhadap pembiayaan hingga persaingan yang ketat. Penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan asosiasi UMKM, untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah-masalah ini.


 Dengan mengidentifikasi dan memahami masalah pada level dasar, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih kuat untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis UMKM di Indonesia. Melalui penguatan sistem dukungan dan pelatihan, diharapkan UMKM dapat lebih berdaya dan mampu berkontribusi secara optimal dalam perekonomian nasional(ID)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)