Ilustrasi Hotel Klasik (source:pixabay.com) |
HC-Di tengah pesatnya perkembangan industri perhotelan, kita sering kali menyaksikan fenomena yang mencolok: hotel-hotel lama (legend) yang terjebak dalam rutinitasnya dan cenderung stuck, sementara hotel-hotel baru mampu meroket dan menarik perhatian. Apa yang membuat perbedaan signifikan ini? Berikut adalah tujuh faktor yang mengidentifikasi tantangan yang dihadapi hotel-hotel lama dan strategi yang diterapkan oleh hotel-hotel baru untuk tetap relevan dan kompetitif.
1. Keterikatan pada Tradisi
Hotel
lama sering kali memiliki ikatan yang kuat pada tradisi dan norma lama, membuat
mereka resisten terhadap perubahan. Sementara itu, hotel baru mengambil
pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap inovasi, sehingga lebih
mudah beradaptasi dengan perubahan tren pasar.
2. Keterbatasan Finansial
Banyak
hotel lama menghadapi kesulitan dalam hal likuiditas dan investasi. Biaya
pemeliharaan dan renovasi yang tinggi menjadi beban. Berbeda dengan hotel baru
yang sering mendapatkan suntikan modal yang lebih besar, memberi mereka
kesempatan untuk berkembang dan berinovasi dengan lebih cepat.
3.
Kurangnya Visi dan Misi yang Jelas
Hotel
lama mungkin tidak memiliki visi dan misi yang modern dan relevan dengan
kebutuhan pelanggan saat ini. Dalam kontras, hotel baru sering kali memiliki
nilai-nilai yang lebih jelas dan menarik bagi segmen pasar yang lebih muda,
memungkinkan mereka untuk terhubung lebih baik dengan audiens yang mereka
targetkan.
4. Mindset yang Kaku
Mindset
pemilik dan manajemen adalah faktor krusial. Hotel lama cenderung memiliki
pemilik yang lebih konservatif dan enggan berinvestasi pada teknologi baru.
Sementara itu, hotel baru biasanya memiliki pemilik yang berani mengambil
risiko dan mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan pengalaman tamu
mereka.
5. Tidak Memanfaatkan Teknologi
Satu
kesalahan besar yang sering dilakukan hotel lama adalah tidak memanfaatkan
teknologi digital. Dalam era digital saat ini, hotel baru menggunakan teknologi
untuk pemasaran, pelayanan pelanggan, dan efisiensi operasional, sedangkan
hotel lama sering kali masih mengandalkan metode tradisional.
6. Pengalaman Pelanggan yang
Kurang Diperhatikan
Hotel
baru sering kali lebih fokus pada pengalaman pelanggan dan memberikan pelayanan
yang unggul. Mereka memahami bahwa pelanggan ingin diutamakan dan mendapatkan
pengalaman yang unik. Di sisi lain, hotel lama mungkin tidak sepenuhnya
menyadari bahwa mengedepankan kepuasan pelanggan adalah kunci untuk menarik dan
mempertahankan tamu.
7. Respons Terhadap Umpan Balik
Hotel
baru biasanya lebih responsif terhadap umpan balik pelanggan dan berusaha
menerapkan perubahan berdasarkan saran tersebut. Sebaliknya, hotel lama mungkin
kurang terbuka terhadap kritik dan umpan balik, yang dapat menghambat kemampuan
mereka untuk beradaptasi dengan kebutuhan tamu yang terus berkembang.
Dari
analisis di atas, jelas bahwa hotel lama yang ingin bertahan harus berani
melakukan transformasi. Mereka harus terbuka terhadap inovasi, memperbarui
perspektif manajemen, dan lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Di sisi
lain, hotel baru yang adaptif dan visioner dapat membawa mereka ke puncak
kesuksesan (*)