Inilah Lima Gaya Kepemimpinan GM Hotel! Temukan Mana yang Paling Disukai Karyawan!

Hospitama
0

 

Ilustrasi GM bersama team (source:freepik.ai)

HC-Dalam dunia perhotelan yang serba cepat dan penuh tantangan, gaya kepemimpinan yang tepat dapat menjadi titik penentu kesuksesan sebuah tim.


Setiap General Manager hotel memiliki pendekatan unik dalam memimpin, yang tidak hanya mempengaruhi hubungan dengan staf, tetapi juga berdampak langsung pada pengalaman tamu. Mari kita eksplorasi berbagai gaya kepemimpinan yang umum diterapkan dalam industri perhotelan dan bagaimana mereka mempengaruhi budaya kerja dan kinerja tim.

 

1.  Kepemimpinan Otoriter: Tegas dan Terfokus pada Target

Gaya kepemimpinan otoriter biasanya ditandai oleh pengambilan keputusan yang terpusat pada pemimpin. General Manager yang menerapkan gaya ini cenderung menetapkan tujuan yang jelas dan mengharapkan tim untuk mengikuti arahan tanpa banyak diskusi.

 

Kelebihan: Dalam situasi krisis atau saat keputusan cepat diperlukan, gaya ini dapat memastikan tindakan yang cepat dan tepat. Staf tahu apa yang diharapkan dari mereka dan dapat mengikuti instruksi dengan jelas.

 

Kekurangan: Namun, terlalu banyak otoritarisme dapat mengurangi keterlibatan staf, menghambat kreativitas, dan menyebabkan ketidakpuasan. Dalam industri hotel, di mana pelayanan pelanggan adalah kunci, gaya ini mungkin tidak memberikan ruang bagi inovasi dan inisiatif pribadi.

 

2. Kepemimpinan Demokratis: Mengutamakan Keterlibatan Tim

Gaya kepemimpinan demokratis melibatkan pengambilan keputusan yang melibatkan masukan dari seluruh anggota tim. General Manager yang menganut pendekatan ini mendorong diskusi terbuka dan partisipasi aktif dari staf.

 

Kelebihan: Gaya ini mampu meningkatkan motivasi dan rasa memiliki di antara karyawan. Mereka merasa dihargai dan berkontribusi pada keputusan yang memengaruhi pekerjaan mereka.

 

Kekurangan: Di sisi lain, pengambilan keputusan yang lambat dan berbagai pendapat bisa menjadi tantangan, terutama dalam situasi yang membutuhkan respons cepat.

 

3. Kepemimpinan Transformasional: Menginspirasi dan Memotivasi

General Manager dengan gaya kepemimpinan transformasional fokus pada pengembangan staf dan menciptakan visi yang inspiratif. Mereka bertujuan untuk memotivasi karyawan agar tidak hanya mencapai tujuan perusahaan, tetapi juga berkembang secara profesional.

 

Kelebihan: Gaya ini berhasil membangun hubungan yang kuat antara GM dan staf, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan. Staf yang termotivasi akan memberikan layanan yang lebih baik kepada tamu.

 

Kekurangan: Namun, gaya ini bisa memerlukan banyak waktu dan usaha, dan tidak semua manajer memiliki keterampilan untuk menginspirasi dengan cara yang efektif.

 

4. Kepemimpinan Transaksional: Berbasis pada Imbalan dan Hukuman

Gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada sistem imbalan dan hukuman untuk mencapai hasil yang diinginkan. General Manager yang menggunakan pendekatan ini akan menetapkan jelas ekspektasi, dan karyawan diberi imbalan atau konsekuensi berdasarkan kinerja mereka.

 

Kelebihan: Pendekatan ini efektif dalam lingkungan yang membutuhkan kepatuhan terhadap prosedur dan target yang ketat. Ini memberi insentif kepada karyawan untuk mencapai tujuan.

 

Kekurangan: Namun, terlalu bergantung pada imbalan material dapat mengurangi motivasi intrinsik dan menciptakan budaya kerja yang muncul  di permukaan.

 

5. Kepemimpinan Laissez-Faire: Kebebasan dalam Pengambilan Keputusan

Dalam gaya kepemimpinan laissez-faire, GM memberikan kebebasan yang lebih besar kepada karyawan dalam pengambilan keputusan. Mereka menyediakan sumber daya dan dukungan, tetapi membiarkan staf untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan dengan kata lain GM lebih berperan  sebagai fasilitator saja.

 

Kelebihan: Gaya ini dapat memicu kreativitas dan inovasi, dengan staf merasa diberdayakan untuk bertanggung jawab. Ini sangat bermanfaat bagi tim yang berpengalaman dan terampil.

 

Kekurangan: Namun, tanpa pengarahan yang jelas, beberapa karyawan mungkin merasa kehilangan arah, yang bisa berdampak negatif pada konsistensi layanan.

 

Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, dan efektivitasnya sangat tergantung pada konteks dan kebutuhan tim. Sebagai anggota staf hotel, memahami berbagai gaya ini tidak hanya membantu dalam beradaptasi dengan situasi yang ada, tetapi juga meningkatkan kemampuan kita untuk bekerja sama dengan General Manager dan rekan-rekan dalam menciptakan pengalaman tamu yang luar biasa.

 

Dalam industri perhotelan yang selalu berubah, fleksibilitas dan keterampilan adaptasi sangat penting. Berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik dengan pemimpin kita sambil memahami gaya kepemimpinan mereka akan menghasilkan lingkungan kerja yang lebih produktif dan menyenangkan. 


Apakah Anda memiliki pengalaman atau pandangan tentang gaya kepemimpinan General Manager yang diterapkan di hotel tempat Anda bekerja? Share pengalaman Anda di kolom komentar! (*)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)