Ilustrasi F&B Manager (source:freepik.ai) |
HC-Industri makanan dan minuman (F&B) terus berkembang dengan cepat—baik dari segi preferensi konsumen maupun tantangan yang dihadapi. Seiring kita memasuki tahun 2025, penting bagi para pelaku industri ini untuk memahami berbagai tantangan yang akan muncul agar tetap kompetitif di pasar yang semakin ketat.
1. Keterbatasan Sumber Daya dan Rantai Pasok
Pandemi COVID-19 yang lalu telah memperlihatkan kerentanan dalam rantai pasok global, di mana perusahaan perlu lebih mengandalkan pemasok lokal dan mengembangkan sistem yang lebih tahan banting untuk meminimalkan gangguan.
Keterbatasan sumber daya seperti bahan baku dan tenaga kerja berbasis kompetensi menjadi tantangan yang signifikan, sehingga manajer perlu memperkuat hubungan kemitraan dengan menjaga komitment dengan pemasok lokal untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok internasional.
2. Perubahan Preferensi dan Harapan Konsumen
Perubahan preferensi dan harapan konsumen kini menjadi sorotan
penting dalam industri F&B. Konsumen semakin kritis terhadap kualitas
produk yang mereka pilih, meskipun isu keberlanjutan-orientasi keseimbangan
lingkungan- dan nilai etika juga mulai diperhatikan oleh sebagian dari mereka.
3. Digitalisasi dan Teknologi
Digitalisasi dan teknologi kini menjadi faktor penentu dalam operasi bisnis. Laporan dari World Economic Forum menyebutkan bahwa 87% pemimpin bisnis percaya bahwa otomatisasi dan Artficial Intelegent (kecerdasan buatan) akan mendominasi strategi mereka.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, investasi dalam alat digital seperti sistem manajemen restoran berbasis cloud dan analitik data menjadi sangat penting. Hal ini membantu pemahaman lebih dalam tentang perilaku konsumen dan mengoptimalkan operasi sehari-hari.
4. Tantangan Finansial: Kenaikan PPN 12%
Aspek finansial juga menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan memasuki tahun 2025.Dalam konteks Indonesia, rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)menjadi 12% pada tahun 2025 berpotensi berdampak signifikan pada margin keuntungan industri F&B. Kenaikan ini dapat meningkatkan biaya operasional dan harga jual, berpotensi menekan daya beli konsumen.
Dalam hal ini, para pimpinan harus mempersiapkan strategi penyesuaian harga yang hati-hati. Strategi menu planning,menu engineering,cost control dan food waste management menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.
Komunikasi yang transparan kepada pelanggan mengenai kenaikan harga dan alasan di baliknya sangat penting untuk menjaga loyalitas. Di samping itu, melakukan evaluasi posisi pasar serta analisis kompetitor dapat membantu bisnis agar tetap bersaing di tengah perubahan ini.
5. Krisis Pangan Global
Krisis pangan global yang disebabkan oleh perubahan iklim dan
peningkatan populasi dunia menjadi tantangan besar lainnya. Menurut FAO, pada
tahun 2025, dunia perlu memproduksi 70% lebih banyak makanan untuk memenuhi
permintaan.
Ancaman perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pertanian, yang berdampak langsung pada industri F&B. Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam inisiatif pertanian berkelanjutan dan teknologi pemeliharaan untuk menghadapi tantangan ini.
6. Kesehatan dan Keselamatan Makanan
Kesehatan dan keselamatan makanan merupakan prioritas yang tak kalah penting. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) melaporkan bahwa setiap tahun, 1 dari 6 orang di AS jatuh sakit akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan. Oleh karena itu, penerapan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) menjadi langkah krusial dalam mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya di setiap tahap proses makanan.
Mempertahankan standar kesehatan dengan melakukan audit reguler dan pelatihan untuk karyawan juga sangat penting agar bisnis bisa memenuhi harapan pelanggan terhadap kebersihan dan keamanan makanan.
Menghadapi tantangan bisnis F&B di tahun 2025 memerlukan pemikiran inovatif dan strategi yang proaktif. Dengan memahami dan beradaptasi terhadap tren ini, pelaku industri F&B akan mampu menciptakan bisnis yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga mampu bersaing di pasar yang semakin kompleks.
Di masa depan, investasi dalam teknologi, pemahaman terhadap
konsumen, dan manajemen rantai pasok (supply chain management) yang
efisien dan tentunya komitmen para pelaku
bisnis adalah kunci menuju ketahanan dan
kesuksesan bisnis F&B (*)