Lima Fase Kritis dalam Pembangunan Hotel: Menghindari Kegagalan di Tahap Pre-Opening

Hospitama
0

 

Para arsitek melihat gambar (source:pixabay.com)

HC-Dalam industri perhotelan yang dinamis dan terus berkembang, memahami fase kritis dalam proses pengembangan hotel adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Pengembangan hotel tidak hanya melibatkan konstruksi fisik tetapi juga strategi dan persiapan yang matang di setiap tahap. Berikut adalah lima fase penting yang harus diperhatikan oleh para pemilik bisnis dan investor yang ingin membangun hotel.

 

1. Konseptualisasi

Tahap awal ini melibatkan pemilihan lokasi dan pengembangan konsep serta strategi dasar. Tujuannya adalah untuk mencapai target yang disepakati sejak awal. Pada fase ini, penting untuk memiliki visi yang jelas tentang jenis hotel yang ingin dibangun dan segmen pasar yang akan dilayani.

 

2. Penilaian Lokasi & Studi Kelayakan

Fase ini mencakup evaluasi kelayakan proyek hotel. Konsultasi dengan otoritas terkait sangat penting untuk memastikan bahwa proyek memenuhi semua persyaratan hukum dan peraturan. Studi kelayakan membantu mengidentifikasi potensi risiko dan manfaat dari proyek sebelum investasi besar dilakukan.

 

3. Desain & Evaluasi

Gambar awal, perencanaan, dan fungsi teknis disiapkan untuk mendapatkan persetujuan akhir dari otoritas. Desain yang baik tidak hanya estetis tetapi juga fungsional dan efisien. Fase ini melibatkan kerjasama erat dengan arsitek dan insinyur untuk memastikan bahwa semua aspek teknis terpenuhi.

 

4. Konstruksi

Selama fase konstruksi, semua peralatan, bangunan, dan instalasi harus diperiksa sebelum dioperasikan. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal dan anggaran. Penundaan pada fase ini dapat menyebabkan dampak finansial yang signifikan.

 

5. Kegiatan Pre-Opening

Menurut penelitian Pricewaterhouse Coopers (PwC), lebih dari 60% kegagalan proyek terjadi selama fase kelima - tahap pre-opening. Ini mencakup persiapan untuk pembukaan hotel seperti penentuan posisi hotel, rekrutmen staf, dan penyelarasan standar operasional.

 

 

Ada tiga alasan utama mengapa banyak proyek gagal pada fase ini:

 

1. Tenggat Waktu Terlewatkan: Terjadi akibat berbagai penundaan yang mempengaruhi kegiatan pra-pembukaan.

2. Perubahan Ruang Lingkup: Perubahan mendadak dalam tujuan, hasil, dan tugas yang dapat menyebabkan ketidakselarasan dalam persiapan.

3. Sumber Daya Tidak Memadai: Alat yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas tertentu tepat waktu.

 

Fase pre-opening adalah tahap yang paling krusial karena kesalahan dan penundaan pada tahap ini dapat berdampak negatif pada metrik keuangan utama dan citra merek hotel, serta berujung pada peluang yang terlewatkan. Oleh karena itu, strategi yang tepat diperlukan untuk mengatasi masalah pra-pembukaan yang umum terjadi, seperti:

 

·         Mempekerjakan Konsultan : Konsultan dapat membantu memastikan semua persyaratan operasional terpenuhi.

·         Perhatian terhadap Detail: Memastikan bahwa setiap aspek kecil dari persiapan diperhatikan untuk menghindari masalah saat pembukaan.

·         Pelatihan Staf: Menyediakan pelatihan yang memadai bagi staf untuk memastikan mereka siap menjalankan operasional hotel dengan baik.

 

Dengan memahami dan mempersiapkan setiap fase pengembangan hotel dengan baik, pemilik bisnis dan investor dapat mengurangi risiko kegagalan dan memastikan bahwa hotel baru mereka dibuka dengan sukses(*)

 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)